SEKILAS BPHTB


Created At : 2018-03-29 00:00:00 Oleh : ADE SRI KUNCORO Sekilas Dibaca : 3560

 

 

Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan adalah pajak atas Perolehan Hak atas  Tanah dan/atau Bangunan.

 

Objek Pajak BPHTB adalah Perolehan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan.

(1)   Perolehan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan meliputi:

a.  pemindahan hak karena:

1.      jual beli;

2.      tukar menukar;

3.      hibah;

4.      hibah wasiat;

5.      waris;

6.      pemasukan dalam perseroan atau badan hukum lain;

7.      pemisahan hak yang mengakibatkan peralihan;

8.      penunjukan pembeli dalam lelang;

9.      pelaksanaan putusan hakim yang mempunyai kekuatan hukum tetap;

10.   penggabungan usaha;

11.   peleburan usaha;

12.   pemekaran usaha; atau

13.   hadiah.

b.  pemberian hak baru karena:

1.      kelanjutan pelepasan hak; atau

2.      di luar pelepasan hak.

(2)   Hak atas tanah dan bangunan sebagaimana dimaksud :

a.  hak milik;

b.  hak guna usaha;

c.   hak guna bangunan;

d.  hak pakai;

e.  hak milik atas satuan rumah susun; dan

f.    hak pengelolaan.

  

Objek pajak yang tidak dikenakan BPHTB adalah objek pajak yang diperoleh:

a.    perwakilan diplomatik dan konsulat berdasarkan asas perlakuan timbal balik;

b.    negara untuk penyelenggaraan pemerintahan dan/atau untuk pelaksanaan pembangunan guna kepentingan umum;

c.    badan atau perwakilan lembaga internasional yang ditetapkan dengan Peraturan Menteri Keuangan dengan syarat tidak menjalankan usaha atau melakukan kegiatan lain diluar fungsi dan tugas badan atau perwakilan organisasi tersebut;

d.    orang pribadi atau Badan karena konversi hak atau karena perbuatan hukum lain dengan tidak adanya perubahan nama;

e.    orang pribadi atau Badan karena wakaf; dan

f.     orang pribadi atau Badan yang digunakan untuk kepentingan ibadah.

 

 

 

Subjek Pajak BPHTB adalah orang pribadi atau Badan yang memperoleh Hak atas Tanah dan/ atau Bangunan.

 

Wajib Pajak BPHTB adalah orang pribadi atau Badan yang memperoleh Hak atas Tanah dan/ atau Bangunan.

 

Dasar pengenaan BPHTB adalah Nilai Perolehan Objek Pajak.

Nilai Perolehan Objek Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dalam hal:

a.  jual beli adalah harga transaksi;

b.  tukar menukar adalah nilai pasar;

c.   hibah adalah nilai pasar;

d.  hibah wasiat adalah nilai pasar;

e.  waris adalah nilai pasar;

f.    pemasukan dalam perseroan atau badan hukum lainnya adalah nilai pasar;

g.  pemisahan hak yang mengakibatkan peralihan adalah nilai pasar;

h.  penunjukan pembeli dalam lelang adalah nilai pasar;

i.    peralihan hak karena pelaksanaan putusan hakim yang mempunyai kekuatan hukum tetap adalah nilai pasar;

j.    pemberian hak baru atas tanah sebagai kelanjutan dari pelepasan hak adalah nilai pasar;

k.   penggabungan usaha adalah nilai pasar;

l.    peleburan usaha adalah nilai pasar;

m. pemekaran usaha adalah nilai pasar; atau

n.  hadiah adalah nilai pasar; dan atau

o.  penunjukan pembeli dalam lelang adalah harga transaksi yang tercantum dalam risalah lelang.

Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak ditetapkan sebesar Rp. 60.000.000,- (enam puluh juta rupiah) untuk setiap Wajib Pajak.

Dalam hal perolehan hak karena waris atau hibah wasiat yang diterima orang pribadi yang masih dalam hubungan keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat ke atas atau satu derajat ke bawah dengan pemberi hibah wasiat, termasuk suami/ istri, Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak ditetapkan sebesar Rp. 300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah). 


Tarif Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan sebesar 5 % (lima persen).

 Besaran pokok BPHTB yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif setelah dikurangi Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak

GALERI FOTO

Agenda

Tidak ada acara